Sumatera selatan, kalau kalian mengingat sumatera selatan
pasti yang terbayang adalah jembatan yang menancapkan pilar-pilar yang kuat
yang membelah sungai musi di kota Palembang. Orang Palembang, belum dikatakan wong Palembang kalau belum mengabadikan foto
atau memanfaatkan jembatan tersebut untuk menghantarkan kita ke seberang. Tapi
ada yang berbeda, jembatan-jembatan yang lain tentu dermaganya terletak di
tempat yang terlihat tapi di jembatan ampera
dermaganya terletak di bawah jembatan ampera.
 |
Aktivitas dibawah jembatan ampera |
Saya teringat kembali masa kecil saya.di jembatan ini. Dengan
motor yang tempat bensinnya berada di bagian depan. Kami pergi hendak melihat
bidar. Apa itu bidar?. Saya sama sekali tidak tahu. Kami pergi berempat, mama
beserta kakak saya duduk di belakang, sementara papa saya yang mengemudi. Dan
kamu pasti sudah bisa menebak siapa yang duduk paling depan diatas tempat
bensin dan membelah angin. Yah itu saya, dengan pakaian bak Cinderella. Berwarna
putih dan memiliki rok yang lebar. Saya selalu ingin duduk di depan. Alhasil
rok putih yang lebar itu menutupi wajah saya, dan celana dalam saya terpampang dengan
jelas ketika motor melaju dan angin
menerpa. Antara berpegangan atau menyingkirkan rok itu dari wajah saya
merupakan kerepotan yang memalukan dan cara membunuh waktu yang paling efektif.
Sampailah kami di tengah-tengah jembatan
ampera, sudah banyak sekali
orang-orang yang ada disana. Tapi apa yang saya dapat sungai musi lengang
seperti ini.
 |
Pemandangan sungai musi dari jembatan ampera |
Saya tercengang,tidak ada apa-apa, apakah kami menunggu
kemunculan bidar dari dalam sungai ini. Apa bidar itu hewan naga yang ada di
dasar sungai yang hanya muncul di hari kemerdekaan. Persis seperti yang
diceritakan kakak saya. kalau bidar itu adalah naga. Terdengar pembicaraan
orang-orang disana bahwa bidar telah pergi. Yaah saya kecewa sekali, mengapa
bidar tidak menunggu saya. Padahal, saya membawa sebungkus roti yang sudah saya
persiapkan untuk memberi bidar makan. Lucunya saya sempat berfikir untuk menjadikannya hewan peliharaan. "Oohhh bidar
kembalilah" begitulah saya berbisik diantara riak-riak sungai musi yang saya
pandangi dari jembatan ampera. Lalu, melihat kesedihan saya, papa saya berkata
dia akan membelikan saya “bidar” (catet bidarnya pakek tanda kutip, berasa ada
yang aneh gak). Begitu gembiranya saat itu ketika saya akan dibelikan bidar. Dan,
ternyata bidar yang dimaksud adalah miniature kapal yang terbuat dari gabus dan
di cat dengan warna merah dan kuning serta dianjungan kapal tersebut
ditancapkan sebutir telur berwarna merah. Dan saya dijelaskan bahwa bidar
adalah lomba perahu dayung, yang dilaksanakan pada hari kemerdekaan. Hah…untuk
kesekian kalinya kakak saya membohongi saya. kesal sekali rasanya tetapi semua
tetap indah untuk dikenang.
Tapi bukan bidar, atau kebohongan kakak saya yang menjadi kenangan
indah itu, kenangan indah itu adalah bagaimana papa dan mama saya
bertindak seperti sungai musi dan jembatan ampera dan kami anak-anaknya adalah
kapal yang menyusuri sungai, atau mobil yang merayap diatas jembatan ampera. Meraka selalu berusaha menghantarkan kami menuju kebahagiaan.
 |
Foto saya diatas jembatan ampera |
"Ma,
pa sekarang saya berada disini, ditempat kita dulu suka menghabiskan
sore.Tetapi, saya sendiri tanpa kalian".
 |
Bidar |
|
|
|
|
|
 |
kapal telok abang |
Inilah yang tidak ada di kota-kota lain, mengapa demikian.
Karena budaya Sumatra selatan tidak hanya ingin mengenalkan kemegahan tetapi
kepedulian terhadap anak-anak. Sampai-sampai mainan untuk anak-anak pun menjadi
hal yang diutamakan dan disematkan makanan berprotein yaitu telur yang telah
direbus dan di beri pewarna makanan berwarna merah yang sering disebut telok abang agar menarik perhatian
anak-anak. Baru gambar yang ini saya ngambil dari google. Dari
kotapalembang.blogspot.com. begitulah cerita saya tentang jembatan sejuta
fungsi dan sejuta kenangan. Sekarang mari kita lanjutkan lagi cerita tentang
bumi sriwijaya ini. Saya tidak menyampaikannya seperti para turis yang singgah.
Tetapi saya menyampaikannya sebagai orang yang lahir dan besar disini. Lihat
kota ini, dulu kota ini pernah mendapat julukan kota terkotor. dan kalian bisa
melihat dan mencium bau busuk sampah-sampah yang ditinggalkan pedagang. Tapi
ketika kalian datang lagi.. voilaaa this is it inilah yang akan kalian lihat
 |
Pemandangan dari atas jembatan musi |
Yang berjejer rapi dengan atap berwarna oranye itu adalah
pasar kuliner, dan gedung-gedung berwarna warni itu adalah kios-kios pedagang.
Didepan kios-kios pedagang terdapat taman yang luas bersih aman rapi dan indah.
Lihat sarana tranportasi darat (trans musi) dan air (perahu-perahu kecil) siap
menghantarkan kita kesana. Di taman itu saya pun bersantai ria sambil memakan
beberapa buah empek-empek yang dijajakan
pedagang dengan kondisi yang masih hangat dan diiringi pengamen jalanan.
 |
makan empek-empek di taman sekitar bawah jembatan ampera |
coba dipikir lagi, pasar mana di dunia ini yang menyuguhkan pemandangan jembatan kokoh membentang disepanjang sungai yang indah disertai taman yang begitu asri. Saya meminta seorang pengamen untuk mengabadikan moment itu. Saya duduk berjongkok dengan bangku kecil dan bersenda gurau dengan orang-orang yang baru saja saya kenal. Empek-empek yang saya makan pun masih hangat karena fresh from the kuali.
Empek-empek ini saya
jamin enakk, tapi cukonya (saos untuk teman makan empek-empek,
terbuat dari gula merah, bawang putih, cabe rawit dll) yang kurang nendang. Dari empek-empek kulit, adaan, lenjer, keriting,
empek-empek tahu, telor kecil, telor besar (kapal selem), pistel, martabak, risol
semuanya lengkap. Yang tidak ada hanya empek-empek lenggang dan pempek panggang.
Biasanya kalau di rumah makan empek-empek ada es kacang merah yang hhmmm
rasanya enak sekali.(kalau saya ini pak bondan, pasti saya bilang "mak tolong mak makanannya enak banget")
 |
Aneka empek-empek |
|
|
Saya pun sempat mengabadikan foto saya bersama seorang seniman dengan dedikasi dan totalitas yang tinggi. Betapa tidak, dia menyanyikan lagu india lengkap dengan penjiwaan, radio dan dandanan ala bollywood. satu hal lagi yang membuat saya kagum, dia tidak meminta-minta seperti pengemis, tapi dia menjual bakat.
 |
Saya dan Kajol di sekitar pasar 16 ilir palembang |
Stop tentang makanan, sungai musi, jembatan ampera atau kajol. Sekarang mari kita lihat bangunan saksi pengorbanan para pahlawan yang berperang demi kemerdekaan. Yaitu
benteng pertahanannya, Benteng Kuto Besak yang sering di singkat BKB
 |
Benteng Kuto Besak | |
|
|
Tentu saja bukan benteng ini saja yang melindungi para pejuang terdahulu dari desingan peluru dan meriam para penjajah. Sehingga pertempuran 5 hari 5 malam dapat membuka tabir kegelapan dan membebaskan rakyat dari penjajahan. Tetapi juga Pertolongan dari ALLAH SWT. dan rasa syukur itu diwujudkan rakyat palembang dengan suasana religius yang selalu tampak ketika berada di masjid kebanggaan yaitu Masjid Agung
 |
Masjid Agung |
|
|
 |
Saya dan sebungkus es tebu |
Hari itu sekitar jam 2 siang, setelah menunaikan sholat dzuhur disana, saya memulai mengabadikan foto-foto saya. Dengan meminta bantuan orang yang tidak saya kenal tentunya. Coba lihat apa yang ada di genggaman saya, itu adalah es tebu. hehehe suasana yang panas membuat es tebu menjadi pilihan nomor 1. Suasana di masjid tidak pernah sepi, selalu ramai oleh jemaah yang hendak beribadah. Begitulah rakyat palembang ketika sholat jum'at pasti ruangan masjid sampai tidak muat menampung jamaah yang membludak. Bukan itu saja, saya sering sholat di musholla sebuah pusat perbelanjaan, karena waktu yang terbatas sehabis pulang kerja atau pulang kuliah saya menyempatkan sholat di musholla salah satu mal, malah hampir seluruh musholla mal pernah saya coba. Pemandangannya sama, saya selalu mendapatkan kloter kedua karena banyaknya jemaah muda-mudi seperti saya yang ingin menunaikan sholat. Muda-mudi yang selalu ingat akan kewajiban sebagai seorang muslim.
Akulturasi 2 budaya telihat jelas di bangunan masjid ini, yaitu budaya melayu dan china. Wajar saja, coba kita lihat kisah percintaan di daerah-daerah lain, mungkin cinta mereka bertepuk sebelah tangan. sehingga terbentuk sebuah kawah atau candi. Tapi di bumi sriwijaya yang terbentuk adalah sebuah pulau yaitu pulau kemaro. kalau cerita-cerita cinta ditempat lain itu mengenai cinta anak kepada ibu atau cinta rakyat jelata terhadap kaum bangsawan. tapi cerita cinta disini adalah Long distance relationship antara bumi sriwijaya dan negeri china. saya rasa sejumput cerita Titanic terinspirasi dari cerita pulau kemaro, dimana jack mengatakan "you jump, I jump" kepada pujaan hatinya rose.Begitu pula yang terjadi putri sriwijaya, fatimah ikut lompat ke sungai musi menyusul Tan bun an yang salah sangka karena kiriman dari china untuk melamar sang putri hanya sawi asin yang membuatnya marah dan membuang seluruh gentong-gentong itu ke sungai musi, padahal dia tidak tahu kalau emas-emas itu ditutupi dengan sawi asin untuk menghindari perompak.tapi setelah ia tahu dia terjun ke sungai untuk mengambil emas-emas itu tapi dia tidak muncul lalu ikut lah fatimah terjun ke sungai musi dan terbentuklah Pulau Kemaro. mengapa disebut pulau kemaro karena pulau ini tidak pernah terendam air walaupun sungai musi sedang pasang.
 |
Pulau Kemaro |
|
|
|
|
apakah itu saja yang dipengaruhi budaya china. ohh tentu tidak. Songket dan lemari ukir pun dibubuhi nuansa negeri china, yang dipenuhi warna merah dan keemasaan.
 |
Lemari ukir khas sumatera selatan |
|
|
 |
Lemari ukir |
Semua foto ini saya ambil di sekitar masjid agung yang memang banyak terdapat toko-toko ukiran khas sumatera selatan. Saya sempat menyanyakan harga-harganya. untuk lemari besar harganya bekisar diatas 5 juta, kalau untuk lemari kecil 2,8 juta. Lumayan mahal sih, tapi memang pantas harga sedemikian karena membutuhkan ketelitian tingkat tinggi untuk maha karya ini saya juga tidak lupa mengambil foto saya dari pantulan kaca ukir yang sangat lebar itu. he he he lumayan narsis sedikit.
 |
Pengrajin yang sedang konsentrasi mengecat |
 |
meja,lemari sampai congklak juga ada |
 |
aww... siapakah perempuan cantik ini (bidadari) |
|
|
nah itu kalau ukirannya. bagaimana dengan songketnya?.
 |
Proses menenun songket foto ini diambil di zainal songket |
 |
Songket yang didominasi warna merah dan benang emas |
|
songket biasanya dipakai untuk baju adat pernikahan
 |
ini fotonya teman saya waktu nikahan (sudah minta izin kok) |
|
 |
waaawww... songket juga bisa jadi hiasan panggung |
|
juga dipakai untuk penari gending sriwijaya atau sering disebut tari tanggai. Dulu waktu SMP dan teman-teman saya sempat menyuguhkan tarian ini disekolah dalam rangka lomba hari kemerdekaan. Seluruh badan semua pegal-pegal karena tarian ini menuntut kelentikan jari dan keseimbangan badan
 |
Tari Tanggai |
Dipalembang saja sudah begitu menyenangkan apalagi di daerah yang lain. baiklah saya akan mengenalkan puncaknya sumatera selatan yaitu pagar alam.
dalam perjalanan kesana bis kami beriring iringan dengan derasnya sungai lematang
 |
anak siapa nih???? |
Dan air terjun lematang indah memang sesuai dengan namanya sungguh menakjubkan. Padahal kami ingin sekali berenang dan berlayar dengan menggunakan pelampung yang terbuat dari ban bekas. Tapi bagaimana mungkin membaca saja aku sulit (lho bukan begitu), maksudnya kami tidak ingin pakaian kami basah karena semua pakaian berada di bagasi bis. Jadi sulit untuk mengambil koper masing masing. tidak mungkin kami harus sampai di penginapan dengan basah kuyup.
 |
Air terjun lematang |
sungai deras dan airnya jernih. merupakan kekayaan alam yang tak ternilai. Tapi bukan itu saja, ditengah perjalanan kami yang tak pernah lelah menangkap keindahan-keindahan di sekitar jalanan yang kami lewati. Kalian tidak akan menemukan ini di tempat lain, bahkan dimanapun di dunia ini. Dia adalah "gunung narsis" . disemua tempat pasti semua gunung berbentuk sama agak menyerupai kerucut atau kubah. Tapi disini gunungnya paling gaya. Gunung ini seakan memberikan semangat bagi kami yang sudah berjam-jam di perjalanan. Waktu itu gunung ini berada di sisi kiri bis yang kami tumpangi. semua penumpang menumpuk di bagian kiri bis hendak melihat gunugn ini, dan tak ayal lagi bis oleng ke kiri. Kepanikan terjadi sesegera mungkin supir mengambil kendali, memerintahkan penumpang kembali ke tempat duduk masing-masing. keadaan kembali aman dan diakhiri dengan gelak tawa kami.
 |
Gunung Jempol |
|
kami pun sampai pagaralam dan memesan penginapan disekitar gunung dempo dan indahnya kebun teh yang terdampar bak permadani.
 |
Saya beserta 3 sahabat saya dengan background kebun teh |
 |
Suasana pagi disekitar penginapan |
|
hoaaaam.... saya masih sangat mengantuk waktu itu, sampai-sampai saya tidak sadar kalau foto ini diambil, karena mata saya masih setengah terbuka. Oh my god lihat gunung dempo dibelakang saya, bunga-bunga terompet dan bunga-bunga lain yang berwarna cerah. wah indah sekali. yang saya ingat adalah pemetik teh yang hilir mudik membawa wadah yang dibawa seperti tas ransel yang brfungsi untuk menampung pucuk-pucuk daun teh
 |
Pemandangan perkebunan teh |
|
|
Sekian dan terima kasih. semoga kalian dapat berkunjung ke sumatera selatan. Tapi ingat, di sumatera selatan tidak hanya ini saja, tetapi masih banyak keindahan yang lain yang masih belum saya ceritakan. haaaah betapa beruntungnya terlahir di bumi sriwijaya