Senin, 27 Agustus 2012 - 0 wejangan

mama in 80's

 Kemarin pas lebaran, saya diajak mama ke rumah keluarga2 tertua. Mama emang sudah pindah ke palembang semenjak masuk smp. Sebenarnya mama berasal dari daerah sekitar danau ranau, perbatasan antara lampung dan sumatera selatan. Well, this is it....... foto mama yang sudah saya mintai izin untuk mengambilnya.











Sebenernya mau ambil yang banyak foto-foto mama.Tapi, para bibi saya yang kreatif sudah susah payah merangkai album itu, masa' harus saya rusak, plus album2 foto itu sudah tua, beberapa foto sudah lengket pada album.
Coba kalian bayangkan usia mama saya ketika foto ini diambil sama dengan usia saya sekarang,tapi kenapa kami TIDAK mirip ya, hanya hobi kami saja yang sama yaitu suka memakai baju gobor dengan motif garis2.

Minggu, 06 Mei 2012 - 0 wejangan

bla bla bla tetep bla bla bla

Hari ini abis nyuci pakean, rasanya capek banget, lah gimana enggak. baju orang 1 rumah, 1 minggu dan nggak ada 1 pun dari mereka yang nyuci sendiri. Sebagai anak gadis saya harus menunjukkan daya juang yang tertinggi di depan adik-adik saya. Dulu kuliaho seharian dari pagi sampe sore (keluar kota ciiin) pulang rumah musti bantu2 juga, pagi2 harus bantu2 lagi (maklum keluarga pembisnis). Tapi ini biasa, kalo dulu sempet ngurus labor di kampus, kerja,malemnya mesti mijet (mijet mama yg badanynya Plus2). Kata mama hidup itu kerja keras sama kejujuran.
 Penelitian saya tentang bakteri. agak lumayan bagus sih tuh judul. trus ada temen2 1 angktan yg mau niru tu judul, wlopun dibeda2in dikit. Penelitian gagal terus, dan saya sudah patah arang. lalu 2 orang itu memakai cara yg bla bla bla (saya tidak akan menyatakan bla bla bla itu apa karena saya yakin anda mengerti maksud saya) dan mereka "berhasil" (berhasil mengelabui dosen tapi tidak Tuhan). Saya, jangan tanya, jangan tanya apakah saya masih berpandangan lurus. saya pun tergoda, tergoda untuk hengkang dari judul ini karena sudah tidak punya biaya. tapi mama saya meminjam bank untuk membiayai penelitian ini.. sekali lagi penelitian ini berjalan, berjalan dengan beban maha berat saya bukan tipe orang yang menggunakan air mata saya di berbagai kesempatan, terutama untuk meraih simpati dosen. tapi kerja keras hanya itu yang mampu  saya tunjukkan walaupun dia meraung2 menceritakan kesulitannya untuk simpati, as halo dan indosat. ditengah kegagalan yg terus menerus beasiswa saya pun hangus. saya sudah mencoba menghadap PD III. tapi tidak bisa (wlopun omongannya meyakinkan klo tu duit bakal mengalir ke rekening saya tapi same detik ini nol besar).  dan 1 orang yang bla bla bla tadi. menunjukan saya untuk melakukan bla bla bla. saya pun tergoda untuk melakukan bla bla bla. tapi hasilnya tetap gagal.
Minggu, 22 April 2012 - 18 wejangan

Bumi Sriwijaya the most beautiful places in the world

Sumatera selatan, kalau kalian mengingat sumatera selatan pasti yang terbayang adalah jembatan yang menancapkan pilar-pilar yang kuat yang membelah sungai musi di kota Palembang. Orang Palembang, belum dikatakan wong Palembang kalau belum mengabadikan foto atau memanfaatkan jembatan tersebut untuk menghantarkan kita ke seberang. Tapi ada yang berbeda, jembatan-jembatan yang lain tentu dermaganya terletak di tempat yang terlihat tapi di jembatan ampera  dermaganya terletak di bawah jembatan ampera.
Aktivitas dibawah jembatan ampera
Saya teringat kembali masa kecil saya.di jembatan ini. Dengan motor yang tempat bensinnya berada di bagian depan. Kami pergi hendak melihat bidar. Apa itu bidar?. Saya sama sekali tidak tahu. Kami pergi berempat, mama beserta kakak saya duduk di belakang, sementara papa saya yang mengemudi. Dan kamu pasti sudah bisa menebak siapa yang duduk paling depan diatas tempat bensin dan membelah angin. Yah itu saya, dengan pakaian bak Cinderella. Berwarna putih dan memiliki rok yang lebar. Saya selalu ingin duduk di depan. Alhasil rok putih yang lebar itu menutupi wajah saya, dan celana dalam saya terpampang dengan jelas ketika motor  melaju dan angin menerpa. Antara berpegangan atau menyingkirkan rok itu dari wajah saya merupakan kerepotan yang memalukan dan cara membunuh waktu yang paling efektif. Sampailah kami di tengah-tengah jembatan  ampera,  sudah banyak sekali orang-orang yang ada disana. Tapi apa yang saya dapat sungai musi lengang seperti ini.
Pemandangan sungai musi dari jembatan ampera
Saya tercengang,tidak ada apa-apa, apakah kami menunggu kemunculan bidar dari dalam sungai ini. Apa bidar itu hewan naga yang ada di dasar sungai yang hanya muncul di hari kemerdekaan. Persis seperti yang diceritakan kakak saya. kalau bidar itu adalah naga. Terdengar pembicaraan orang-orang disana bahwa bidar telah pergi. Yaah saya kecewa sekali, mengapa bidar tidak menunggu saya. Padahal, saya membawa sebungkus roti yang sudah saya persiapkan untuk memberi bidar  makan. Lucunya  saya sempat berfikir untuk menjadikannya hewan peliharaan. "Oohhh bidar kembalilah" begitulah saya berbisik diantara riak-riak sungai musi yang saya pandangi dari jembatan ampera. Lalu, melihat kesedihan saya, papa saya berkata dia akan membelikan saya “bidar” (catet bidarnya pakek tanda kutip, berasa ada yang aneh gak). Begitu gembiranya saat itu ketika saya akan dibelikan bidar. Dan, ternyata bidar yang dimaksud adalah miniature kapal yang terbuat dari gabus dan di cat dengan warna merah dan kuning serta dianjungan kapal tersebut ditancapkan sebutir telur berwarna merah. Dan saya dijelaskan bahwa bidar adalah lomba perahu dayung, yang dilaksanakan pada hari kemerdekaan. Hah…untuk kesekian kalinya kakak saya membohongi saya. kesal sekali rasanya tetapi semua tetap indah untuk dikenang. 
Tapi bukan bidar, atau kebohongan kakak saya yang menjadi kenangan indah itu, kenangan indah itu adalah bagaimana papa dan mama saya bertindak seperti sungai musi dan jembatan ampera dan kami anak-anaknya adalah kapal yang menyusuri sungai, atau mobil yang merayap diatas jembatan ampera. Meraka selalu berusaha menghantarkan kami menuju kebahagiaan.
Foto saya diatas jembatan ampera


"Ma, pa sekarang saya berada disini, ditempat kita dulu suka menghabiskan sore.Tetapi, saya  sendiri tanpa kalian".



Bidar 




kapal  telok abang
              Inilah yang tidak ada di kota-kota lain, mengapa demikian. Karena budaya Sumatra selatan tidak hanya ingin mengenalkan kemegahan tetapi kepedulian terhadap anak-anak. Sampai-sampai mainan untuk anak-anak pun menjadi hal yang diutamakan dan disematkan makanan berprotein yaitu telur yang telah direbus dan di beri pewarna makanan berwarna merah yang sering disebut telok abang agar menarik perhatian anak-anak. Baru gambar yang ini saya ngambil dari google. Dari kotapalembang.blogspot.com. begitulah cerita saya tentang jembatan sejuta fungsi dan sejuta kenangan. Sekarang mari kita lanjutkan lagi cerita tentang bumi sriwijaya ini. Saya tidak menyampaikannya seperti para turis yang singgah. Tetapi saya menyampaikannya sebagai orang yang lahir dan besar disini. Lihat kota ini, dulu kota ini pernah mendapat julukan kota terkotor. dan kalian bisa melihat dan mencium bau busuk sampah-sampah yang ditinggalkan pedagang. Tapi ketika kalian datang lagi.. voilaaa this is it inilah yang akan kalian lihat
Pemandangan dari atas jembatan musi
Yang berjejer rapi dengan atap berwarna oranye itu adalah pasar kuliner, dan gedung-gedung berwarna warni itu adalah kios-kios pedagang. Didepan kios-kios pedagang terdapat taman yang luas bersih aman rapi dan indah. Lihat sarana tranportasi darat (trans musi) dan air (perahu-perahu kecil) siap menghantarkan kita kesana. Di taman itu saya pun bersantai ria sambil memakan beberapa buah empek-empek yang  dijajakan pedagang dengan kondisi yang masih hangat dan diiringi pengamen jalanan.  


makan empek-empek di taman sekitar bawah jembatan ampera
coba dipikir lagi, pasar mana di dunia ini yang menyuguhkan pemandangan jembatan kokoh membentang disepanjang sungai yang indah disertai taman yang begitu asri. Saya meminta seorang pengamen untuk mengabadikan moment itu. Saya duduk berjongkok dengan bangku kecil dan bersenda gurau dengan orang-orang yang baru saja saya kenal. Empek-empek yang saya makan pun masih hangat karena fresh from the kuali.
Empek-empek ini  saya jamin enakk, tapi cukonya  (saos untuk teman makan empek-empek, terbuat dari gula merah, bawang putih, cabe rawit dll) yang kurang nendang. Dari empek-empek kulit, adaan, lenjer, keriting, empek-empek tahu, telor kecil, telor besar (kapal selem), pistel, martabak, risol semuanya lengkap. Yang tidak ada hanya empek-empek lenggang dan pempek panggang. Biasanya kalau di rumah makan empek-empek ada es kacang merah yang hhmmm rasanya enak sekali.(kalau saya ini pak bondan, pasti saya bilang "mak tolong mak makanannya enak banget")
Aneka empek-empek 

Saya pun sempat mengabadikan foto saya bersama seorang seniman dengan dedikasi dan totalitas yang tinggi. Betapa tidak, dia menyanyikan lagu india lengkap dengan penjiwaan, radio dan dandanan ala bollywood. satu hal lagi yang membuat saya kagum, dia tidak meminta-minta seperti pengemis, tapi dia menjual bakat.
Saya dan Kajol di sekitar pasar 16 ilir palembang
Stop tentang makanan, sungai musi, jembatan ampera atau kajol. Sekarang mari kita lihat bangunan saksi pengorbanan para pahlawan yang berperang demi kemerdekaan. Yaitu benteng pertahanannya, Benteng Kuto Besak yang sering di singkat BKB
Benteng Kuto Besak

Tentu saja bukan benteng ini saja yang melindungi para pejuang terdahulu dari desingan peluru dan meriam para penjajah. Sehingga pertempuran 5 hari 5 malam dapat membuka tabir kegelapan dan membebaskan rakyat dari penjajahan. Tetapi juga Pertolongan dari ALLAH SWT. dan rasa syukur itu diwujudkan rakyat palembang dengan suasana religius yang selalu tampak ketika berada di masjid kebanggaan yaitu Masjid Agung
Masjid Agung


Saya dan sebungkus es tebu
Hari itu sekitar jam 2 siang, setelah menunaikan sholat dzuhur disana, saya memulai mengabadikan foto-foto saya. Dengan meminta bantuan orang yang tidak saya kenal tentunya. Coba lihat apa yang ada di genggaman saya, itu adalah es tebu. hehehe suasana yang panas membuat es tebu menjadi pilihan nomor 1. Suasana di masjid tidak pernah sepi, selalu ramai oleh jemaah yang hendak beribadah. Begitulah rakyat palembang ketika sholat jum'at pasti ruangan masjid sampai tidak muat menampung jamaah yang membludak. Bukan itu saja, saya sering sholat di musholla sebuah pusat perbelanjaan, karena waktu yang terbatas sehabis pulang kerja atau pulang kuliah saya menyempatkan sholat di musholla salah satu mal, malah hampir seluruh musholla mal pernah saya coba. Pemandangannya sama, saya selalu mendapatkan kloter kedua karena banyaknya jemaah muda-mudi seperti saya yang ingin menunaikan sholat. Muda-mudi yang selalu ingat akan kewajiban sebagai seorang muslim. 
               Akulturasi 2 budaya telihat jelas di bangunan masjid ini, yaitu budaya melayu dan china. Wajar saja, coba kita lihat kisah percintaan di daerah-daerah lain, mungkin cinta mereka bertepuk sebelah tangan. sehingga terbentuk sebuah kawah atau candi. Tapi di bumi sriwijaya yang terbentuk adalah sebuah pulau yaitu pulau kemaro. kalau cerita-cerita cinta ditempat lain itu mengenai cinta anak kepada ibu atau cinta rakyat jelata terhadap kaum bangsawan. tapi cerita cinta disini adalah Long distance relationship antara bumi sriwijaya dan negeri china. saya rasa sejumput cerita Titanic terinspirasi dari cerita pulau kemaro, dimana jack mengatakan "you jump, I jump" kepada pujaan hatinya rose.Begitu pula yang terjadi  putri sriwijaya, fatimah ikut lompat ke sungai musi menyusul Tan bun an yang salah sangka karena kiriman dari china untuk melamar sang putri  hanya sawi asin yang membuatnya marah dan membuang seluruh gentong-gentong itu ke sungai musi, padahal dia tidak tahu kalau emas-emas itu ditutupi dengan sawi asin untuk menghindari perompak.tapi setelah ia tahu dia terjun ke sungai untuk mengambil emas-emas itu tapi dia tidak muncul lalu ikut lah fatimah  terjun ke sungai musi dan terbentuklah Pulau Kemaro. mengapa disebut pulau kemaro karena pulau ini tidak pernah terendam air walaupun sungai musi sedang pasang.
Pulau Kemaro



apakah itu saja yang dipengaruhi budaya china. ohh tentu tidak. Songket dan lemari ukir pun dibubuhi nuansa negeri china, yang dipenuhi warna merah dan keemasaan.
Lemari ukir khas sumatera selatan

Lemari ukir

Semua foto ini saya ambil di sekitar masjid agung yang memang banyak terdapat toko-toko ukiran khas sumatera selatan. Saya sempat menyanyakan harga-harganya. untuk lemari besar harganya bekisar diatas 5 juta, kalau untuk lemari kecil 2,8 juta. Lumayan mahal sih, tapi memang pantas harga sedemikian karena membutuhkan ketelitian tingkat tinggi untuk maha karya ini saya juga tidak lupa mengambil foto saya dari pantulan kaca ukir yang sangat lebar itu. he he he lumayan narsis sedikit.

Pengrajin yang sedang konsentrasi mengecat
meja,lemari sampai congklak juga ada
aww... siapakah perempuan cantik ini (bidadari)















































nah itu kalau ukirannya. bagaimana dengan songketnya?. 

Proses menenun songket foto ini diambil di zainal songket
Songket yang didominasi warna merah dan benang emas
songket biasanya dipakai untuk baju adat pernikahan
ini fotonya teman saya waktu nikahan (sudah minta izin kok)
waaawww... songket juga bisa jadi hiasan panggung
juga dipakai untuk penari gending sriwijaya atau sering disebut tari tanggai. Dulu waktu SMP dan teman-teman saya sempat menyuguhkan tarian ini disekolah dalam rangka lomba hari kemerdekaan. Seluruh badan semua pegal-pegal karena tarian ini menuntut kelentikan jari dan keseimbangan badan
Tari Tanggai
Dipalembang saja sudah begitu menyenangkan apalagi di daerah yang lain. baiklah saya akan mengenalkan puncaknya sumatera selatan yaitu pagar alam.  
dalam perjalanan kesana bis kami beriring iringan dengan derasnya sungai lematang
anak siapa nih????
Dan air terjun lematang indah memang sesuai dengan namanya sungguh menakjubkan. Padahal kami ingin sekali berenang dan berlayar dengan menggunakan pelampung yang terbuat dari ban bekas. Tapi bagaimana mungkin membaca saja aku sulit (lho bukan begitu), maksudnya kami tidak ingin pakaian kami basah karena semua pakaian berada di bagasi bis. Jadi sulit untuk mengambil koper masing masing. tidak mungkin kami harus sampai di penginapan dengan basah kuyup.
Air terjun lematang
sungai deras dan airnya jernih. merupakan kekayaan alam yang tak ternilai. Tapi bukan itu saja, ditengah perjalanan kami yang tak pernah lelah menangkap keindahan-keindahan di sekitar jalanan yang kami lewati. Kalian tidak akan menemukan ini di tempat lain, bahkan dimanapun di dunia ini. Dia adalah "gunung narsis" . disemua tempat pasti semua gunung berbentuk sama agak menyerupai kerucut atau kubah. Tapi disini gunungnya paling gaya. Gunung ini seakan memberikan semangat bagi kami yang sudah berjam-jam di perjalanan. Waktu itu gunung ini berada di sisi kiri bis yang kami tumpangi. semua penumpang menumpuk di bagian kiri bis hendak melihat gunugn ini, dan tak ayal lagi bis oleng ke kiri. Kepanikan terjadi sesegera mungkin supir mengambil kendali, memerintahkan penumpang kembali ke tempat duduk masing-masing. keadaan kembali aman dan diakhiri dengan gelak tawa kami.
Gunung Jempol
kami pun sampai pagaralam dan memesan penginapan disekitar gunung dempo dan indahnya kebun teh yang terdampar bak permadani.
Saya beserta 3 sahabat saya dengan background kebun teh

Suasana pagi disekitar penginapan
hoaaaam.... saya masih sangat mengantuk waktu itu, sampai-sampai saya tidak sadar kalau foto ini diambil, karena mata saya masih setengah terbuka. Oh my god lihat  gunung dempo dibelakang saya, bunga-bunga terompet dan bunga-bunga lain yang berwarna cerah. wah indah sekali. yang saya ingat adalah pemetik teh yang hilir mudik membawa wadah yang dibawa seperti tas ransel yang brfungsi untuk menampung pucuk-pucuk daun teh

Pemandangan perkebunan teh

Sekian dan terima kasih. semoga kalian dapat berkunjung ke sumatera selatan. Tapi ingat, di sumatera selatan tidak hanya ini saja, tetapi masih banyak keindahan yang lain yang masih belum saya ceritakan. haaaah betapa beruntungnya terlahir di bumi sriwijaya